RSS

Rabu, 11 November 2015

Kairos


Cinta mungkin bisa datang berkali-kali, tetapi kairos, hanya datang sekali.
***
“Aku cinta kamu.”
Shallom mengrenyit, setelah mendengar ucapan dari Pemuda jangkung dihadapannya.
“Apa? Bisa kamu ulangi perkataan kamu?”
Pemuda itu mengembuskan napas kasar. “Aku cinta kamu.” ulangnya lagi.

Kemudian hening, yang terdengar hanya debur ombak yang berbisik lembut pada mereka.
“Terimakasih.” Ungkap Shallom ketika sudah bisa menguasai diri.  “Tetapi aku tidak bisa.”
“Kenapa?” tanya Pemuda itu kemudian.
“Kamu terlambat datang.” ucap Shallom sembari mengulas senyum.
Rahang Pemuda itu mengeras. “Bukankah kamu juga memiliki perasaan yang sama dengan aku?”
Shallom mendongak, menatap iris hitam milik laki-laki yang dulu sempat singgah dihatinya. “Tahu apa kamu tentang perasaanku?” gadis itu berucap getir.
Pemuda dihadapan Shallom, lantas memalingkan muka. Aku sangat tahu perasaanmu, baik dulu, hingga saat ini. Katanya, meski hanya tertahan dalam relung hati.
“Ben,” Shallom memanggil Pemuda itu. “Kamu cinta pertamaku. Dan aku tidak akan pernah bisa merubah itu.”
Iris hitam Ben membulat, meski dia telah tahu kenyataan itu sejak lama, meski dia sempat menyangkal, dan berakhir penyesalan. Dengan suara serak, laki-laki itu kembali bersuara, “Lantas, apa yang membuatku terlambat?
Shallom tersenyum tipis, “Aku pernah mengejar punggungmu, mengejarmu hingga aku terjatuh, terluka, dan merasakan sakit. Tetapi, kamu tidak pernah berbalik, karena kamu sedang mengejar punggung seorang gadis, dan ia dapat kamu raih.”
Ben mendengarkan Shallom dengan seksama, perkataan gadis itu tanpa sadar membuatnya seakan berjalan diatas jarum, sedikit-demi sedikit, membuatnya sakit tak berdaya, membuatnya jatuh pada jurang penyesalan yang begitu dalam.
“Kamu seperti seorang petualang, yang singgah kesatu tempat ke tempat yang lain, tanpa peduli sekeping daratan, sedang menantikanmu untuk berdiam disana.”
“-Kamu tempatku pulang, tempatku berlabuh.” Sahut Ben, menghentikan perkataan Shallom.
Gadis itu menggeleng, “Kamu salah. Sekeping daratan itu, telah menemukan tuannya, seseorang yang memantapkan hatinya dari awal, seperti perahu yang hanya melaju pada satu pulau.”
Ditatapnya dalam-dalam netra hitam milik Ben, “Maaf, tetapi aku tidak mau menjadi tempat kamu untuk pulang.”
Tangan Pemuda itu mengepal erat, “Siapa Pemuda itu?”
Shallom memejamkan mata, membayangkan sosok Adonis yang kini selalu menepati tempat special dihatinya. “Mas Moses, anak dari sahabat Papa. Dia tidak lebih tampan, ataupun lebih pintar daripada kamu, tetapi dia punya suatu hal yang tidak kamu punyai.”
“Apa itu?”
Gadis itu tersenyum, “Ketulusan. Kamu tahu? Dia mencariku setelah kami hilang kontak, dia menungguku, tanpa tahu mengenal lelah, dia selalu ada disisi terpurukku, dan mengulurkan tangannya agar aku kembali bangkit. Dia tidak pernah melukaiku.”
Diraihnya tangan kokoh Ben, dalam genggaman. “Ben, jika kamu benar-benar mencintaiku, kamu tidak akan pernah menyangkal perasaanku sebelumnya, kamu tidak akan meninggalkanku disaat terburukku, kamu tidak akan menjauh. Kamu harus tahu, mencintai kamu hanya membuatku sakit. Mencintai kamu adalah sebuah kesalahan, kita adalah sahabat, dan selamanya akan terus seperti itu.”
Ben menatap tangan mungil yang sedang membungkus tanggannya. Bibirnya masih terkatup, enggan mengucap kata.  Andai dia tidak pernah menyianyiakan perasaan tulus gadis ini, pasti dia akan menjadi pemuda paling bahagia sekarang.
Gadis itu masih mengulas senyum. “Aku sudah bahagia dengan Mas Moses. Sampai kapanpun, Ben adalah sahabat terbaikku, sahabat yang juga pernah menghabiskan senja dengan Papaku, carilah kebahagiaanmu sendiri, seseorang yang terbaik untukmu sedang menunggu.”
Ben menaikan sebelah alisnya. “Memang siapa lagi, yang pernah menghabiskan senja bersama Papamu, selain aku?”
“Tentu saja Mas Moses! Dia bahkan lebih banyak menghabiskan senja bersama Papa, meski saat itu dia masih berusia empat tahun!”
Ben hanya menaikan bahu. “Jika itu maumu, aku bisa apa? Setidaknya, aku pernah menjadi bagian dalam hatimu. Itu sudah cukup. Be happy, Shallom.” ungkapnya, sambil mengacak pelan rambut hitam Shallom.
Tidak lama setelah itu, Ben menarik diri, sementara Shallom melambaikan tangan, dan perlahan meninggalkannya, menghampiri sosok tampan yang tak lama kemudian, mengecup dahi gadis itu lembut.
Setidaknya, itu adalah tanda bagi Ben, sudah saatnya dia untuk melepas, karena kairos hanya datang sekali.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
wakatta~ akhirnya saya bikin side story dari waiting for you!
jika anda ingin membaca silahkan klik tautan ini Waiting For You sekarang terungkap sudah, laki-laki yang pernah disayangi Shallom ;) -meskipun  ini hanya ficlet-
tidak menutup kemungkinan saya akan menggunakan karakter MosesShallom di lain cerita, karena mereka tokoh one-shoot favorit saya ;)
terimakasih juga untuk teman-teman lokakarya pers kampus kopertis 6 ;) November ceria, tambah teman, tambah ilmu, tambah mengerti menulis nonfiksi (karena basic saya di fiksi ;P)
sekian salam bintang dandelion!
-Giardanila-

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Keren bangetttttt

fatymahtabor mengatakan...

Thread: seiko titanium - Titanium-Arts.com
Thread: seiko titanium carabiners titanium. I was recently on this forum and wanted to see the titanium steel new one for titanium symbol the new It's not a replacement but I am sure man titanium bracelet there titanium nitride are.

Unknown mengatakan...

km821 aj 1 royal,jordan 1 black toe,jordan 1 shattered backboard,jordan 4 travis scott,jordan 11 bred,jordan 4 bred,jordan daily,jordan 12 flugame,jordan 12 ovo

Posting Komentar