RSS

Sabtu, 25 Februari 2017

Kadang Kali #DearPAPA 1





Kadang kali aku berpikir, Jika aku masih bisa melihat Papa dengan seragam kebanggaannya,
Akankah aku tetap menjadi seorang ahli farmasi yang gemar menulis alur cerita?
Ataukah aku mengikut profesi Papa yang gemar menganalisis daya hambat?

Kadang kali, aku berpikir, bagaimana jika saat ini Papa masih berada disisiku.
Akankah, aku menjadi seorang kepala berbagai organisasi seperti sekarang ini?
Ataukah, aku menjadi gadis ceria yang selalu berlindung dibalik punggung Papa?

Kadang kali, aku berpikir. Jika aku masih dapat melihat Papa secara nyata, dan bernapas diudara yang sama dengan Papa,
Akankah aku juga memiliki kelompok bertumbuh didalam Kristus seperti ini,
Ataukah, aku hanya seorang gadis yang tiap minggu ke gereja dan lantas pulang?

Kadang kali, aku berpikir. bagaimana kehidupanku, jika Papa masih ada didunia ini.
Apakah aku harus memikirkan bagaimana masa depanku -dan adikku- nanti?
Dan, Apakah aku menjadikan kebahagiaan Mama adalah prioritas seperti sekarang ini?

Kadang kali, aku berpikir. Jika Papa masih berada disisiku,
Apakah aku adalah seorang gadis yang berpengharapan, serta menjaga hati seperti sekarang ini?
Ataukah aku, membiarkan hatiku terisi seseorang selain Yesus, dalam usia yang masih dini?


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hallo Pa, dalam satu senja yang mendung ini aku kembali menyapa kamu.
Di tahun ke delapan tanpa adanya kamu disisi kami, banyak hal yang telah terjadi dan membuatku berandai-andai. Bukan berarti aku masih belum bisa mengikhlaskan kepergianmu Pa. Tetapi, terlalu banyak hal yang ingin aku ceritakan tanpa tahu, harus berbagi kepada siapa, selain Papa.

Pa, nyaris satu tahun lagi terulang tanpa adanya Papa, disisiku.
Yang pertama Pa, aku ingin membahas pecahan dua puluh ribu, yang Papa berikan bertahun-tahun lalu. Papa bilang, uang itu harus disimpan, agar kelak aku menjadi dokter, seperti orang yang memberikan uang itu pada Papa. Tetapi, setahun sebelum kepergian Papa, Papa berkata, bahwa aku harus mengikut jejak Papa, sebagai ahli listrik. aku yang belum mengerti cita-cita, hanya mengangguk dengan semangat, dan merubah cita-cita saat itu juga.

Dan aku ingin membahas saat ini Pa. aku menjadi ahli farmasi, bukan listrik seperti yang Papa inginkan. tetapi, cita-citaku sudah ada yang berhasil Pa, membuat obat kanker supaya tidak ada lagi orang yang memiliki penyakit sepertimu. meski hanya penelitian kecil dengan kakak tingkat, itu sudah mewakili janjiku. Dan jika Papa gemar menganalisis daya hambat listrik, akupun juga Pa, dalam konteks berbeda tentu saja. Penelitian tugas akhirku tentang uji daya hambat terhadap bakteri. Aku harap, meskipun aku belum bisa menepati janjimu agar sama sepertimu yang mengabdi pada perusahaan listrik negara, aku dapat melakukannya dengan jalanku sendiri. sebagai ahli farmasi.

Pa, tanpa aku berceritapun, Papa pasti tahu, empat tahun terakhir, aku selalu mengkepalai berbagai organisasi. Ini bukan kehendakku, tetapi aku tidak tahu kenapa ini semua bisa terjadi kepadaku. Aku sedang tidak melakukan emansipasi, yang aku lakukan hanya menjalankan amanat dengan segala kemampuanku. Dan Papa pasti tahu, aku masih gadis kecil Papa yang sangat cengeng.
Terbukti, aku selalu menangis disetiap masa kepemimpinanku, karena aku selalu merasa aku bukanlah ketua yang baik.

Seperti yang Papa tahu, banyak hal telah terjadi. Ketika Papa sakit, aku tahu, kesempurnaanku akan terenggut sebentar lagi, dan kehilangan Papa, adalah petaka dalam hidupku. Tetapi, jika memang itu kehendak Tuhan, dan Papa tidak pernah merasa kesakitan lagi, aku terima dan aku iklhas, Papa adalah orang baik, dan aku percaya akan mendapat tempat terindah disisi Tuhan Yesus.
Aku bersyukur Pa, meski aku terpuruk ketika kau pergi dari hidupku, aku bisa melaluinya sendiri. menjadi gadis kecil yang kuat, berada dibarisan terdepan, tanpa bisa berlindung lagi dipunggung Papa. Menjadi kuat untuk Mama, untuk anak laki-laki kesayangan Papa, dan untuk Papa sendiri.
Aku bersyukur bisa melaluinya sendiri, meski dulu sempat ada dendam yang melingkupiku. Aku bersyukur memilih farmasi, aku memiliki kelompok bertumbuh yang membuat aku bisa mengampuni dan menghilangkan dendamku, aku bisa mengetahui bakat terpendamku, dan aku... masih bisa menjaga hatiku, untuk menantumu kelak.
 Iya Pa. Aku bersyukur bukan lagi seseorang yang hanya ke gereja tiap minggu dan lantas pulang. aku bersyukur punya mereka.

Pa, memang setelah kau pergi banyak sekali yang berubah. Mama yang harus berhemat agar bisa menyekolahkan anak-anakmu sampai jenjang yang lebih tinggi. Kami tahu, tidak lagi segalanya langsung dapat terwujud seperti dulu. Tetapi, karena itu, aku tahu betapa Papa mencintai Mama dan sebaliknya. Dan aku bangga memiliki kalian. Meski Papa terlalu singkat dihidupku, tetapi aku punya Mama terhebat yang tidak dipunyai anak-anak lain. Maka dari itu, segala prestasiku, apa yang aku lakukan, semuanya untuk melihat senyum diwajah Mama. Kurang lebih, seminggu lagi, Mama berulang tahun. tidakkah Papa bisa hadir dalam mimpinya?

Selanjutnya Pa, ingatkah pada berberapa senja, Papa selalu menceritakan kebanggaan Papa terhadap profesi yang Papa emban? kisah unik dibalik namaku dan adik, perumpamaan listrik statis dan dinamis. Papa tahu? semakin lama, dan sampai detik ini, aku merasa Pemuda yang mengenakan seragam dengan simbol petir dan tiga ombak air, kadar ketampanannya akan naik 50%. mungkin anak gadismu sedikit tidak waras pop's tetapi, kau sendiri yang membuat mindset ini ada :)
mengenai profesimu, dan mengingat kenangan kita yang lalu, aku baru tersadar, bahwa sebenarnya, kau memberikan wejangan cinta pada anak perempuannya. meski aku saat itu sama sekali tidak mengerti tentang cinta.
Aku bersyukur Pa, aku tidak pernah mencari cinta, dan belum pernah mengikatkan diri dengan laki-laki manapun selama ini. aku bersyukur  aku bisa menjaga hatiku. Mengobrol dengan Mama, aku sedikit mengerti bagaimana cinta sejati Papa dan Mama, juga berberapa kisah cinta sejati yang menunggu dan benar-benar terjadi, membuatku yakin mengambil komitmen ini.

Pernah aku berpikir, jika saat Papa pergi, dan hatiku telah terikat dengan seseorang, bukankah aku akan terus bergantung pada orang itu, dan tidak akan ada diriku yang sekarang ini. Maka dari itu Pa, kejadian pahit masa lalu yang mengguncang mentalku dan hatiku, aku benar-benar bersyukur bisa melaluinya sendiri. Dan setelah banyak hal yang terjadi dan menjadikanku dewasa, ketika kakak rohaniku mengajarkan True Love Wait. Aku mempunyai gambaran sendiri bagaimana Pria masa depanku kelak. Aku selalu mendoakannya tiap malam, juga cita-citanya. Percaya, dia akan datang disaat yang tepat.
Kadang aku berpikir, jika Papa masih ada, akankah Papa mengenalkanku pada Junior Papa seperti yang Papa katakan pada suatu senja saat itu? dan Apakah wejangan mengenai listrik statis (cinta sepihak) dan listrik dinamis (cinta sejati) akan menjadi topik ketika aku semakin dewasa?
Yang membuatku kuat untuk menjaga komitmen itu, adalah... aku ingin seorang laki-laki hebat seperti Papa, yang bersama denganku kelak. maka dari itu aku harus menjadi seorang wanita yang hebat pula.

Mengenai cita-citaku yang lain Pa, menjadi seorang penulis semakin tidak mudah. ditambah aku vakum selama dua tahun karena mengurus ratusan mahasiswa. Terkadang aku ingin menyerah, tetapi, aku sudah terlanjur jatuh cinta dengan dunia ini. dunia yang tanpa sadar Papa dekatkan denganku. meski tidak nalar, itulah yang terjadi. di umur tiga tahun, Papa selalu memberiku majalah, hingga aku dapat berimajinasi seluas yang aku bisa. Saat ini, aku ingin kembali mengejar mimpiku yang ini Pa. aku berharap, aku lebih beruntung dibanding tahun-tahun yang lalu.

Pa, maafkan aku yang tidak bisa melanjutkan profesimu. Mungkin anak laki-laki kesayanganmu, dan Agen Saturnus-ku kelak yang dapat melanjutkannya. (Ps: anak laki-laki kesayanganmu, sedang berjuang dimasa akhir putih-birunya, mungkin Papa juga mau mengunjunginya lewat mimpi?)
Sekian tahun berlalu tanpa melihatmu secara nyata, tidak membuatku luntur kepercayaan bahwa Papa akan selalu ada disisiku. Terbukti saat sidang hasilku yang pada saat itu juga mati listrik. Pakde berkata, bahwa Papa yang mematikannya, agar aku semakin yakin terang Papa dalam hatiku, menguatkanku dalam sidang hasil waktu itu.

Terimakasih selalu hadir dalam mimpiku ketika aku benar-benar merindukanmu Pa. Meski ada teka-teki yang sampai saat ini belum bisa aku pecahkan, aku berharap itu indah. Ya, rencana Tuhan selalu indah, meski tanpa adanya Papa disisiku, menjadikanku menjadi seseorang yang lebih dewasa, dan bijaksana dalam memutuskan sesuatu. Juga, happy failed birthday tanggal 13 kemarin ya.

Dan Ingatlahlah ini Pa, meski usiaku akan terus bertambah, aku akan selalu menjadi gadis kecil milik Papa. Bahagia bersama Tuhan Yesus disurga :)


Delanggu, 25 Februari 2017.
With full love, Your lovely daughther <3
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tuhan, sampaikan surat ini untuk Papa :') Terimakasih.


 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Backsound, ketika menulis ini : Hopefully Sky- Eunji Apink.

Ini hanya surat kecil dari seorang anak perempuan ketika merindukan Papanya :)-giardanila.

0 komentar:

Posting Komentar